Sahabat,
Adakah wanita yang bercita-cita menjadi Single Mom?Ataukah pernah membayangkan menjadi Single Mom?
Kamipun jika boleh meminta/memilih, akan berkata TIDAK.
Setiap pasangan yang menikah tentu mendambakan sebuah pernikahan yang tentram, langgeng, rukun dan bahagia hingga maut memisahkan. Namun bagaimana jika takdir berkata lain.
Kehidupan rumah tangga yang diimpikan, justru timbul banyak prahara. Masalah demi masalah datang silih berganti tanpa jeda. Hingga membuat pernikahan terpaksa kandas, dan berakhir pada perceraian.
Ataukah tiba-tiba pasangan dipanggil kepangkuan Allah sehingga menuntut wanita harus berjuang sendiri?
Menjalani kehidupan menjadi Single Mom, tidaklah mudah. Karena perceraian atau kematian tetaplah, BERAT.
Ya. Wanita yang biasa mendapatkan predikat makhluk lemah harus rela menanggung beban.
Tak hanya itu, wanita dituntut menjadi sosok yang tegar meskipun faktanya banyak air mata yang disembunyikan. Lelah hati dan pikiran tetapi tetap dipendamnya demi Sang Buah hati dan keluarga tercinta.
Kutipan dari pengantar buku The Power of Single Mom ini sangat menyentuh. Dan teman-teman penulis yang hadir di #rabubuku group FB Ibu-ibu Doyan Nulis, bukan ingin berkeluh kesah. Tetapi akan berbagi cerita, tulisan dalam bentuk buku.
![]() |
The Power of Single Moms |
Ide menulis buku ini awalnya dari perempuan penulis yang bernama mbak Rina Maruti. Lalu diutarakan maksud dan tujuannya kepada Ummi Aleeya, owner dari Joeragan Artikel. Dan malam ini, merekapun bercerita...
Kenapa memilih tema "Single Mom"?
"Karena melihat banyak di sekitar kita para single mom yang luaarr biasa. Tema yang diangkat bukan menceritakan penyebab mereka menjadi single mom, tapi mengisahkan perjuangan mereka yang jungkir balik menjalani hidup setelah predikat itu disandang." Ucap Rina.
"Ummi sangat mendukung ide itu untuk dijadikan sebuah buku, lalu beliau meminta saya untuk menjadi mentor dalam penulisan antologi ini. Alhamdulillah, jadilah buku kece ini yang sukses menguras airmata saya saat membaca naskah para kontributor." Lanjutnya.
Apakah yang tertuang dalam buku ini adalah pengalaman pribadi para penulis?
Kisah-kisah dalam buku ini tidak semuanya adalah pengalaman pribadi para penulis. Banyak juga yang menuliskan kisah ibunya, neneknya, teman, sahabat, tetangga dan orang terdekat lainnya.
"Saya pribadi, selaku salah seorang penulis, ingin mengajak semua masyarakat untuk melek pikirannya agar tidak selalu menganggap sebelah mata pada para single mom, apalagi menjadi bahan bullyian, obyek seks dan hal-hal miring lainnya yang dalam kenyataannya memang perlakuan-perlakuan itu yang sering dialami para single mom." Ucap Rina.
Ada banyak perempuan tangguh yang kadang tidak terpikir oleh kita bagaimana mereka berjuang sepeninggal suaminya. Baik karena cerai mati ataupun cerai hidup.
Kemudian, ditambahan pula, oleh mbak Malica Ahmad, selaku Penanggung Jawab (PJ) penulisan buku antologi ini. Bahwa buku The Power Single Moms adalah kumpulan kisah inspiratif yang ditulis oleh 21 orang Penulis berdasarkan kisah nyata.
Single mom bukan aib. Single bukan pilihan. Single mom tidak harus dikucilkan.
Kami, manusia biasa yang mau tidak mau harus harus menjalankan takdir yang sudah digariskan.
Tidak perlu mengeluh dengan apa yang sudah terjadi. Karena tugas kita adalah bangkit. Menjadi perempuan kuat, single fighter, dan super woman untuk orang terkasih.
Buku ini kami tulis dengan penuh air mata, bukan untuk membuat pembaca bersedih melainkan memberi kekuatan dan motivasi bahwa single mom masih bisa berdiri tegak melawan ombak akibat terpuruknya biduk rumah tangga.
Berapa lama proses pengerjaan dari awal hingga buku ini terbit?
Proses training sampai setor ke penerbit hanya sekitar 2 bulan. Lalu menunggu proses terbitnya dan antre sampai bulan Desember ini. Jadi sekitar 6 bulan saja. Dan yang paling enggak disangka, kekompakan para penulis dalam berpromosi. Buku kami tembus hampir 200 eksemplar. Senang dan rasanya bangga. Harapannya, buku ini bisa memberi manfaat.
Apa hikmah yang terkandung di dalamnya?
Belajar dari pengalaman para single mom yang dikisahkan dalam buku tersebut, ada satu hal yang harus diketahui para ibu-ibu, yaitu walaupun punya suami, tetap kita harus produktif dalam finansial walau di rumah. Karena kita tidak pernah tahu nasib kita, atau takdir kita ke depan seperti apa.
Ada yang tiba-tiba ditinggal wafat oleh suaminya, padahal sang suami tidak sakit misalnya. Atau tiba-tiba ada masalah besar yang akhirnya berujung perpisahan. Semua itu tentu tidak kita inginkan bukan? Tetapi kembali lagi pada garis hidup yang sudah ditetapkan Allah SWT.
Untuk pemilihan cover buku, adakah filosofinya? Mengapa memilih gambar tersebut?
Kebetulan Cover buku kami memilih sendiri, dan pengennya memang yang mengandung filosofi gitu. Hehehe
Akhirnya, setelah beberapa cover yang dicari, jatuhlah pada gambar kerang tersebut.
Yang kurang lebih, kami mengartikannya begini.
Seorang ibu yang tangguh dan kuat, itu ibarat cangkang kerang yang nantinya menghasilkan mutiara. Meski ombak lautan menerpa, kerang akan terus mempertahankan diri agar terus berdiri tegak.
Kalau kita mau menuliskan kisah orang lain, apakah perlu kita meminta izin pada orang tersebut?
Sebaiknya minta izin dulu, walaupun para tokoh disamarkan.
Banyak kisah dari orang sekitar yang menguras air mata, tapi ketika saya mencoba menuliskannya tidak bisa sedramatis kenyataan yang ada. Istilahnya kurang greget ketika dibaca.Bagaimana mengatasinya?
Menulis saja saat pikiran tenang. Tulis saja apa adanya. Mengalir saja. Nanti untuk tahap terakhir, baru lakukan editing. Pasti deh bakalan dapat feel-nya.
Awal menulis memang dibebaskan. Free writing saja. Nanti perlahan-lahan belajar teknik menulis yang baik. Mulai dari pemilihan diksi, tanda baca, kata baku, kalimat efektif dll. Itu semua bisa dipelajari sambil jalan.
Penulisannya pasti menguras atau mengaduk-aduk emosi. Nah bagaimana para kontributor mengatasi itu?
Jeda dulu klo lagi nulis trus mewek, udah stabil baru terusin lagi nulis. Hihi
Kalau saya, memilih malam hari untuk menulis naskah waktu itu. Dapat satu kalimat, sempat terlintas banyangan masa lalu dan juga menangis. Tapi saya memantapkan hati, bahwa menulis naskah ini tujuannya berbagi untuk sesama single mom di luar. Bahwasanya takdir kehidupan tak perlu ditangisi dan diratapi. Pilihan kita sekarang hanyalah bangkit, bangkit, dan terus bangkit.
Bagaimana memulai menulis, menuangkan ide di kepala atau bahkan yang jadi pengalaman sendiri?
Cara saya simple untuk menuangkan ide di kepala saat menuliskan kisah sendiri.
Saya bikin brainstorming kira-kira di bagian kisah mana saya harus memulai menulis kisahnya.
Misal,
Di awali dengan prolog yang membuat penasaran, kemudian dihubungkan dengan masalah yang rata-rata menyebabkan beberapa orang pasangan bercerai, kemudian ditarik benang merah dengan kisah kita. Yang terakhir kita memberikan solusi dari masalah yang dihadapi. Tentunya bukan curhat masalah rumah tangga tetapi lebih pada bagaimana cara kita untuk bangkit dari keterpurukan dan menerima takdir dengan ikhlas. Hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar