TAHUKAH, KUSTA BISA DISEMBUHKAN DAN BUKAN PENYAKIT KETURUNAN!

Mungkin kata "KUSTA", sudah sangat familiar di telinga saya sebagai salah satu penyakit yang paling menakutkan karena tidak bisa disembuhkan. Bahkan banyaknya mitos-mitos terkait penyakit ini, seperti yang menyebutkan bahwa ini adalah penyakit kutukan, atau penderita itu terkena santet. Benarkah?

Kebetulan, pada hari Senin, 19 April 2021, saya mengikuti acara mengenai penyakit kusta. Acara Ruang Publik ini diselenggarakan oleh Kantor Berita Radio (KBR) dengan NLR. Dimana Pembicaranya adalah dr.Udeng Daman, seorang Technical Advisor Program Pengendalian Kusta NLR Indonesia dan Monica Sinta, seorang Team Leader CSR PT United Tractors.


Duh, semoga dijauhkan dari segala macam penyakit. Karena apapun penyakitnya, tetaplah diperlukan banyaknya waktu dan biaya yang terkonsentrasi ke sana. Sehingga mengabaikan hal lainnya tentu sama penting. 

Berikut disampaikan gambar tentang informasi mitos dan stigma seputar kusta:


Nah, bagi yang masih asing, apakah penyakit kusta itu, mungkin bisa meluangkan waktu untuk membaca informasi di bawah ini, atau menyimak Talkshow Ruang Publik di YouTube mengenai di link berikut: Mengenal Potret Kusta di Indonesia

Penyakit Kusta adalah penyakit infeksi menahun atau kronis yang mengenai kulit syaraf dan tepi dan hanya dapat ditularkan oleh penderita kusta yang belum berobat.

Jika pengobatannya terlambat, kusta dapat merusak saraf tepi sehingga terjadi kecacatan pada mata, tangan dan kaki.

Penyebab kusta adalah kuman kusta yang disebut Mycobacterium leprae. Dan untuk melihatnya, diperlukan mikroskop. Kusta ditularkan oleh penderita kusta yang telah lama mengidap penyakit tersebut. Jadi,  tidak semua orang bisa tertular kusta.

Tanda-tanda dan gejala penyakit kusta diantaranya:
1. Bercak putih atau kemerah-merahan yang mati rasa.
2. Penebalan saraf tepi yang di sertai gangguan motoris maupun sensoris pada saraf tepi.
3. Basil tahan asam positif pada hasil kerokan kulit.

Penderita kusta pun dapat disembuhkan dengan obat pencegah kuman kusta. Pasien yang diduga atau didiagnosa kusta perlu meminum obat kusta secara teratur. Tipe PB perlu meminum 6 blister MDT dalam waktu 6 bulan. Sedangkan, tipe MB perlu meminum 12 blister MDT dalam waktu 12 bulan. Setelah minum obat kusta dosis pertama lalu kusta tersebut sudah tidak lagi menular.

Proyek SUKA dari NLR ini berupaya untuk memberantas kusta di Indonesia, bahkan seluruh dunia. 

Yayasan NLR Indonesia adalah sebuah yayasan nasional dan anggota Aliansi NLR, yang beroperasi di hampir 20 propinsi di Indonesia. Yayasan NLR Indonesia dibentuk pada tahun 2018 untuk melanjutkan pencapaian pemberantasan kusta yang telah dilakukan NLR sejak 1975.  

Yayasan NLR Indonesia bermitra dengan sejumlah organisasi yang menangani penyandang disabilitas, organisasi masyarakat sipil, institusi pendidikan, serta pemerintah lokal, kementrian, dan lembaga pemerintah. 

Untuk itu, pentingnya masyarakat diberikan informasi dan pemahaman bahwa:
- Kusta bukanlah penyakit bawaan
- Kusta bukanlah penyakit kutukan
- Kusta bukankah disebabkan oleh santet
- Kusta tidak ditularkan dengan berjabat tangan atau bersentuhan kulit
- Kusta tidak ditularkan melalui makanan, dan 
- Anak yang tertular kusta bukan dihasilkan dari hubungan suami istri ketika haid

Pasien kusta adalah keluarga kita yang perlu kita dukung dan kita support dalam cegah atau menyembuhkan kusta. Mereka bukan untuk dikucilkan, mereka juga bukan untuk kita jauhi, akan tetapi kita perlu mengetahui sejauh mana penyakit kusta itu, apa dan bagaimana, sehingga persepsi di masyarakat mengenai kusta itu dapat menjadi lebih baik lagi. 

Tetap semangat, pejuang kusta! Semangat untuk "zero kusta" di Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar